Novel Layla Majnun Review dan Resensi, Bagaimana Semestinya Hamba Mencintai Tuhannya?

Konten [Tampil]

Novel Layla Majnun kerap dikaitkan dengan cerita-cerita romantis namun lucu tentang cinta. Novelnya tersebar dan diterjemahkan kedalam banyak bahasa, tetapi seberapa tahu kita tentang karya syekh Nizami ini?

Fahrudin Faiz bisa jadi merupakan salah satu tokoh Indonesia yang menceritakan kisah Layla Majnun dengan apik dan menarik. Bahkan membuat tayangan tersebut tembus 2 juta views di Youtube.

Tetapi tentu kita perlu bertanya, apa yang membuat cerita Layla dan Majnun bermakna? Apa yang menjadikan novel ini masuk kedalam Novel Sastra Terbaik Sepanjang Masa?

Review novel ini membahas tentang buku Layla dan Majnun serta sedikit cuplikan novelnya.

Novel Layla Majnun
Cover Buku Layla Majnun karya Syekh Nizami


Novel Layla Majnun, Sedikit Kisah

Berawal dari sebuah kisah yang ditakdirkan, lahirlah seorang anak dari keturunan yang baik, kaya dan mahsyur di jazirah Arab. Kabilah itu begitu disegani dan diakui keberadaannya. Ia memiliki ribuan pasukan serta relasi yang banyak. Anak itu kemudian diberi nama yang indah, Qays.

Qays tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan kuat. Tidak hanya itu ia juga menjadi pemuda yang sehat, pintar dan bijaksana. Orangtuanya mendidiknya dengan cara yang paling baik, bahkan memberikannya pendidikan yang terbaik.

Pada suatu momentum yang telah digariskan, Qays menuntut ilmu pada universitas terbaik di negerinya, momen pertama kali ia bertemu dengan seorang perempuan bermata surga yang kemudian ia kenal dengan nama Layla.

Qays dan Layla, jatuh cinta.

Cinta tidak dapat dipendam, terlebih untuk Qays. Pendidikan yang ia tempuh untuk ilmu berubah hanya untuk merasakan aura Layla. Bahkan Qays kerapkali mengendus dinding-dinding kampus sebab baginya Layla bersemayam disana.

Qays mencintai Layla dengan segenap jiwa dan raganya. Ia tertawan, terbelenggu, terpesona, terkesima oleh Layla dan apapun yang diperbuatnya. Tetapi cinta bukanlah hal yang bisa ditolerir, terlebih untuk keluarga Layla yang berada dan terpandang.

Untuk pertama kalinya, Layla diambil dari kehidupan Qays.

Cinta yang mendekam didalam jiwa Qays meledak. Menghancurkannya dari dalam. Kebijaksanaan, kepandaian, kehebatan, kemahsuran, status, sirna dalam dirinya. Ia menjadi gila. Bahkan kerapkali dirinya berdzikir dengan menyebut nama Layla.

Sebab jiwa dan pikirannya hanya tertuju kepada Layla maka dirinya tidak ada, yang ada hanyalah Layla. Ia tidak tahu cara berpakaian, hanya menjadi seorang gila yang kemanapun mencari Layla.

Perlahan kesehatannya terenggut, tubuhnya mengurus, ia tidak lagi berteman dengan manusia melainkan dengan hewan baik itu rusa, serigala, ular maupun singa. Tidak ada yang berani menyakitinya, sebab Qays telah menjelma cinta itu sendiri.

Amanat Novel Laila dan Majnun

Secara sederhana novel ini menjelaskan secara gamblang makna cinta yang sesungguhnya. Cinta yang tidak terikat oleh status maupun harta, tidak terikat oleh logika dan hal-hal kotor dunia.

Sebagian yang membaca novel ini bisa jadi hanya melihat bahwa novel ini hanya perihal cinta seorang remaja kepada kekasihnya. Tapi bagi sebagian lainnya tidak dipungkiri bahwa novel layla majnun karya Nizami ini mengkritik tentang bagaimana semestinya seorang hamba mencintai Tuhannya

Dalam cinta, apapun bisa terjadi. Bahkan dalam kisah dalam novel laila majnun ini, perang antar kabilah terjadi akibat Layla tidak menjadi milik Qays. Perang tersebut dimenangkan oleh Qays dan Naufal, namun Layla tidak menjadi milik Qays sebab Naufal memutuskan menghentikan perperangan sebab kasihan dengan ayahnya Layla.

Hal sesederhana itu dapat kita lihat dalam kehidupan yang kita jalani. Berapa kali kita melihat orang yang berperang dengan masalah yang sepele, dan kemudian berdamai dengan masalah yang sepele?

Bahkan dalam satu momen pada novel ini, Layla pada akhirnya dinikahkan dengan seorang lelaki oleh ayahnya. Layla menurut. Tetapi apa yang terjadi? Sampai lelaki itu mati sebab kecintaannya kepada Layla, tidak pernah sekalipun ia menyentuh Layla.

Klise? betul. Dalam dunia kita, kerapkali kita mendapatkan apa yang kita inginkan, namun sayangnya, tidak pernah benar-benar merasakan kebahagiaan bersama apa yang telah kita dapatkan.

Layla bahkan dalam novel ini bukan hanya perwujudan perempuan penurut, tetapi juga sebagai kritik bahwa perempuan kerapkali tidak memiliki banyak pilihan di dalam hidup, bahkan untuk cinta yang katanya universal, mereka gagal. 

Novel Majnun jelas menampar kita dengan kenyataan bahwa hamba dengan Tuhannya mestilah satu ruh, satu jiwa. Jika kita benar-benar mencintai Tuhan maka asma-nya akan kita bawa kemana-mana sebagaimana Majnun berzikir menyebut nama Layla.

Novel Qais dan Laila akan menampar kita berkali-kali tentang makna cinta yang sesungguhnya. Pengarang buku Laila Majnun, Nizami Ganjavi, telah menciptakan sebuah mahakarya untuk alam semesta sebagai perwujudan makna cinta yang sesungguhnya.

laila majnun novel tentang cinta. Sekali seumur hidup, anda mesti membacanya.


Identitas Layla Majnun Novel

Judul : Layla Majnun

Penulis : Nizami Ganjavi

Penerbit : -

Jumlah Halaman : -

Cetakan : Ke-

Tahun Terbit : -

ISBN : 

Terima kasih telah membaca artikel Buku Bagus!

Posting Komentar

0 Komentar