Review Novel Ayahku Bukan Pembohong karya Tere Liye
Review Novel Ayahku Bukan Pembohong karya Tere Liye
Identitas Novel Ayahku Bukan Pembohong
Judul: Ayahku Buku Pembohong
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978602331584
ISBN Digital: 9786020383613
Cetakan Ke: 21, Tahun 2018
Jumlah Halaman: 304 Halaman
Ukuran Buku : 13.5cm x 20 cm
Berat buku : 0,4 Kg.
Harga Buku : 85.000Rp
![]() |
Anda bisa membelinya seharga 76.000 Rp disini |
Saya tidak ingat kapan saya membaca buku Ayahku Bukan Pembohong yang ditulis Tere Liye, namun dugaan saya yang paling kuat adalah bahwa buku ini sempat saya baca saat MTS dulu di Nurul Haramain. Saya rasa saya sempat meminjamnya di salah satu teman, dan seperti tulisan Darwis Tere Liye lainnya. Novel ini juga sarat akan makna dan memiliki banyak amanat dan pesan yang bisa diambil.
Sebelum kita beranjak kepada hal-hal yang formal seperti desain buku, perlu sekiranya kita memahami sedikit tentang buku ini. Pertanyaan yang akan saya lempar adalah; sebenarnya buku ini membahas apa? Dan kenapa ia layak dibaca?
Dari bacaan saya, saya merasa bahwa Tere Liye melalui buku ini menjelaskan tentang bahwa 'hal-hal yang tidak kita lihat dan rasa, bukan berarti hal tersebut tidak ada atau tidak pernah terjadi'.
Pendapat ini saya haturkan sebab berasal dari ayahnya Dam yang bercerita panjang lebar tentang sesuatu yang seolah musykil. Ia bercerita tentang Suku Penguasa angin, perjuangannya menggali danau, dan memakan sebuah apel emas yang meleleh dalam mulutnya. Mustahil bukan?
Dam, yang telah dewasa pernah dijejali oleh cerita-cerita itu, namun ketika ia telah dewasa, ia berhenti percaya. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan Dam berhenti percaya pada ayahnya?
Saya rasa hal tersebut telah dijawab dalam konflik yang ada dalam novel ini. Konflik Novel Ayahku Bukan Pembohong adalah ketidakpercayaan Dam kepada ayahnya selepas ibunya meninggal dunia. Dam seolah memiliki kebencian yang mendalam kepada ayahnya, bahkan dalam cerita ini, Dam seolah mencoba mencegah anaknya, Zas dan Qon, agar tidak mendengar cerita ayahnya.
Jadi jawabannya, Dam telah muak mendengar cerita ayahnya dan merasa bahwa cerita-cerita tersebut adalah bualan semata. Buktinya? Ketika ibunya meninggal dunia, ayahnya hanya pasrah dan membiarkan penyakit itu menggerogoti ibunya, ayahnya tidak memanggil orang-orang hebat yang ada dalam 'dongeng-dongeng'nya.
Lalu, apa yang ingin disampaikan Tere Liye dalam novel Ayahku Bukan Pembohong? Kemungkinan terbesarnya adalah bahwa Tere Liye ingin mengisahkan kepada kita bahwa 'Kasih sayang seorang ayah kepada anaknya, tulus apa adanya'.
Dalam kisah ini saya rasa kita bisa sepakat bahwa ayahnya tahu kalau Dam membencinya, hanya saja ayahnya memutuskan untuk tidak peduli dan tetap mencintai Dam apa adanya. Dugaan saya ini saya perkuat dengan blurb Novel Ayahku Bukan Pembohong yang bisa anda baca nanti.
Selain itu saya percaya bahwa tema novel ayahku bukan pembohong juga memang tentang kasih sayang seorang ayah kepada anaknya yang tulus apa adanya. Ia hampir serupa dengan orang tua kita di kehidupan nyata; berani berbohong demi anaknya.
Oh tentu, ia tidak pandai bercerita seperti ayahnya Dam, hanya saja baik orangtua saya dan orangtua kamu memiliki kesamaan yang satu; pandai berbohong. Ayah kita berbohong bahwa semua baik-baik saja tanpa kita tahu bahwa ia sedang tidak baik-baik saja, ia barangkali meminjam uang untuk kebutuhanmu, atau hal-hal agar memenuhi keinginanmu. Barangkali juga ia kerapkali terbatuk dan tidur lebih telat supaya dirimu lebih terjaga. Hanya saja, ayah kita lebih banyak bohong dibandingkan jujurnya. Barangkali juga ia masih memendam adagium yang mengatakan bahwa lelaki tidak diciptakan untuk bercerita; ia diciptakan untuk bisa menari bahagia di tengah penderitaanya.
Maka dari itu, jika ia masih ada, tidak ada salahnya memberikan sedikit cinta, hal yang barangkali tidak pernah ia dapatkan selama sisa hidupnya.
.................................................
................................
..................
.......
....
..
.
Nah, sekarang, mari kita beranjak kepada hal-hal yang formal.
Barangkali, untuk melakukan review pada buku Tere Liye ini, tidak ada salahnya untuk mencoba menilai dari desainnya terlebih dahulu;
Desain Buku Novel Ayahku Bukan Pembohong
Desainnya menurut saya cukup simple, yaitu adalah sebuah layangan yang tersangkut di pohon. Tidak jelas itu pohon apa, namun jika kita kaitkan dengan cerita yang ada di buku, ada kemungkinan besar bahwa itu adalah pohon apel, dan layangan itu adalah kiasan untuk suku penerabas angin yang berhasil menaklukan penjelajah.
Diantara ranting dan daun pohon, kita bisa melihat terdapat sebuah tulisan bertulis 'Ayahku (Bukan) Pembohong'. Hal yang perlu kita pertanyakan; Mengapa 'Bukan' dalam kalimat tersebut berada dalam kurung dan tidak langsung bertulis normal? Entah, barangkali hanya Tere Liye dan Ilustrator bukunya yang tahu.
Namun dugaan saya, bahwa cerita yang kita baca pada Novel Ayahku Bukan Pembohong adalah cerita yang pada akhirnya ditulis anaknya yang awalnya tidak percaya pada ayahnya dan pada akhirnya percaya. Tanda kurung seolah menandakan bahwa ia sempat ragu, sehingga pada akhirnya, ia menambahkan kata 'bukan' di dalamnya. ini memang konspirasi, tapi siapa tahu?
Hingga ketika tulisan ini ditulis, novel ini memiliki setidaknya 3 cover yang berbeda-beda, namun setidaknya ada satu hal yang selalu ada diantara cover bukunya, yaitu adalah layang-layang. Berikut perbedaan antara satu cover dengan cover lainnya.
![]() |
Diambil dari Blognya Rani |
Dari ketiga desain tersebut, dapat dilihat bahwa layang-layang menjadi simbol utama dalam desainnya. Penggunaan layang-layang memang bisa merujuk kepada cerita yang ada di dalamnya, namun di lain sisi juga bisa menjadi simbol masa kanak-kanak yang tiada terlepas dari kebebasannya, sebagaimana layang-layang yang terbang bebas di langit.
Kendati demikian, hal tersebut hanya dugaan saya saja. Sebab, untuk hal-hal semacam ini, saya rasa kita akan menghabiskan waktu untuk berdebat dan memaknai apa arti desainnya itu. Sementara, ada banyak hal yang mesti kita bahas dalam novel ini.
Blurb Novel Ayahku Bukan Pembohong
Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya?
Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya.
Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.
Sinopsis Novel Ayahku Bukan Pembohong
Secara sederhana novel ini mengisahkan tentang seorang anak yang bernama Dam. Dam tumbuh dan dibesarkan oleh ayahnya dengan cerita-cerita tentang Sang Kapten, Lembah Bukhara, Negeri Penguasa Angin, Si Raja Tidur dan berbagai kisah lainnya sangat dipercayainya ketika masih kecil.
Namun ketika ia telah dewasa, tepatnya setelah memiliki anak bernama Zas dan Qon, Dam malah mencoba menjauhkan kedua anaknya dari paparan cerita ayahnya. Dalam hal ini, Dam seolah menganggap bahwa ayahnya adalah pembohong dan suka mengada-ngada.
Memang di dalam cerita tidak dikisahkan alasan mengapa Dam bersikap demikian, namun ketidakpercayaan Dam terhadap cerita ayahnya runtuh ketika ayahnya meninggal dunia, sebab pada saat itulah suatu hal yang mengejutkan terjadi.
Alur Cerita Ayahku Bukan Pembohong
Alur cerita Ayahku Bukan Pembohong diawali dari alur maju-mundur yang kemudian menjadi alur campuran. Ceritanya dimulai dari Zas dan Qon yang ingin mendengarkan cerita kakeknya, yang secara tidak langsung membawa kita pada alur mundur. Namun semua pada akhirnya didominasi oleh alur campuran sebab ia bergantian dari masa sekarang dan masa lalu.
Setting Ayahku Bukan Pembohong
Dalam novel Ayahku bukan pembohong, setidaknya terdapat beberapa tempat dan waktu yang menjadi latar maupun setting dalam novel ini, beberapa tempat tersebut diantaranya adalah Rumah Sakit, Rumah Dam, Sekolah, Lembah Bukhara, Padang Rumput Luas, rumah, sekolah, angkutan umum, kolam renang, stadion hingga Negeri Penguasa Angin.
Sementara itu, latar waktu dalam novel ini adalah pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari.
Karakter-Karakter Dalam Novel Ayahku Bukan Pembohong
- Dalam cerita ini Dam digambarkan sebagai orang yang pekerja keras, disiplin, dan mandiri. Dalam cerita Ayahku Bukan Pembohong, Dam bahkan dikisahkan sedang bekerja untuk keluarganya.
- Ayah Dam dikisahkan memiliki jiwa petualang, berani, disiplin, pekerja keras dan beradab. Selain itu, ia digambarkan memiliki kasih sayang yang tulus. Dalam novel hal tersebut dikisahkan melalui petualangannya yang dikisahkan melalui cerita.
- Ibu Dam memiliki sifat lemah lembut dan penyayang. Ia seorang artis ternama yang berhenti dari dunia entertaiment sebab penyakit yang di deritanya. Kematiannya menjadi latar konflik antara Dam dengan ayahnya.
- Zas dan Qon, kedua anaknya Dam ini sama-sama memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi. Periang sebagaimana anak-anak pada umumnya, dan gampang percaya (?).
Ada beberapa karakter lain seperti sang Kapten, Suku Penguasa Angin, dll. Namun barangkali lebih baik baca novelnya dan menilainya sendiri.
Pesan/Amanat Novel Ayahku Bukan Pembohong
Ada banyak pesan atau amanat yang disampaikan novel Ayahku Bukan Pembohong baik secara tersirat maupun secara jelas. Secara tersirat, pesan novek ini adalah adalah tentang cinta seorang ayah kepada anaknya yang tulus apa adanya.
Sementara makna-makna yang bisa diambil antara lain adalah tidak perlu membalas perlakuan buruk seseorang dengan perlakuan yang sama. Momen ini bisa diambil dari kisah suku penguasa angin yang terjajah, namun pada akhirnya bisa melawan.
Pada momen saat bersama suku penguasa angin, kita juga bisa mengambil pelajaran bahwasanya kemenangan adalah milik orang-orang yang sabar. Pada saat ayahnya Dam menggali danau, pesan moral yang dapat diambil adalah berbakti kepada guru, sabar, ulet, telaten, tekun, dan disiplin.
Selain itu, pesan yang dapat diambil adalah; janganlah kita berburuk sangka pada seseorang. Kita bisa saja tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, apakah itu fakta atau fiktif semata.
Tema Novel Ayahku Bukan Pembohong
Apa tema novel ayahku bukan pembohong? Dari novel ini Tere Liye seolah ingin mengungkapkan pesan bahwasanya apapun akan dilakukan seorang ayah kepada anaknya, hanya untuk mendidiknya. Bisa juga bahwa temanya adalah tentang kasih sayang seorang ayah kepada anaknya kerapkali dengan cara yang tidak terduga. Atau bisa juga seorang ayah memiliki cara sendiri dalam mendidik anaknya.
Referensi-Referensi Yang Digunakan Tere Liye Dalam Novel Ayahku Bukan Pembohong
Pada ulasan novel ayahku bukan pembohong kali ini, saya sebagai pembaca sempat berpikir kenapa ia sedikit relatde dengan kehidupan kita, dan saya percaya bahwa itu terjadi karena Tere Liye mampu memfiktifkan fakta. Maksud saya, beliau bisa merubah hal-hal yang ada di dunia nyata menjadi cerita yang hidup. Misalnya;
Suku Penguasa Angin
Dalam kisah saat ayahnya Dam bersama suku Penguasa angin, dapat diketahui bahwasanya Suku Penguasa Angin ternyata dijajah selama bertahun-tahun, bahkan ratusan tahun lamanya. Hanya saja Suku Penguasa Angin tidak bisa melawan, mereka hanya bisa bersabar.
Hingga pada suatu titik, mereka berani melawan dan kemudian diadakan lomba terbang. Pada saat itu Suku Penguasa Angin telah bersiap dengan rencana berbeda dan berhasil mengalahkan penjajah sekaligus mengusir mereka selama-lamanya.
Dalam kisah nyata, cerita diatas serupa dengan perjuangan Mahatma Gandhi saat melawan penjajahan di India tanpa kekerasan. Mereka tetap berdemo namun tanpa melakukan kekerasan, mereka tetap bersabar walau ditindas, namun melawan dengan cara mereka sendiri.
Ratusan tahun mereka dijajah, dan pada akhirnya mereka menang dengan cara tersebut.
Jadi Suku Penguasa Angin secara tidak langsung adalah kisah Mahatma Gandhi.
Pohon Apel
Dalam novel Ayahku Bukan Pembohong, ada sebuah pohon apel yang hingga akhir bacaan membuat saya berpikir kenapa ia bisa tetap diingat oleh diri saya, dan pada akhirnya saya ngeh kalau pohon apel itu adalah pohon pengetahuan.
Benar, pohon apel yang ada dalam universitas itu adalah pohon apel yang memberikan ilham kepada Isaac Newton untuk menemukan rumus gravitasi.
Pembaca mungkin bisa menambahkan hal yang relate juga.
Ringkasan Ayahku Bukan Pembohong (Spoiler Alert!)
Selepas kematian ibunya, Dam tidak lagi percaya kepada ayahnya. Ia merasa bahwa cerita-cerita yang dihaturkan ayahnya adalah kebohongan semata. Dam, yang dibesarkan oleh ayahnya melalui dongeng yang dianggapnya nyata mencoba agar anaknya, Zas dan Qon, tidak mendengar cerita yang serupa. Dam tidak mau kedua anaknya dibesarkan oleh dongeng sebagaimana ia dibesarkan.
Seiring dengan menuanya sang bapak, ia menjadi sakit dan kemudian meminta maaf atas ketidakmampuan dirinya dalam mengobati ibunya Dam. Hal itu terjadi karena ayahnya keburu percaya bahwa penyakit itu tidak ada obatnya, dan kepercayaan bahwa penyakit itu tidak bisa diobati adalah karena temannya yang jenius dan pintar mengatakan demikian.
Ayahnya Dam menyesal sebab semestinya tidak mempercayai perkataan itu dan semestinya berjuang mengobati istrinya, hanya saja itu sudah terlambat. Ibunya Dam telah meninggal, dan kini ayahnya juga sedang sekarat.
Ayahnya Dam pada akhirnya meninggal dunia, dan kematian berita ayahnya yang meninggal membuat banyak orang berdatangan; orang-orang yang dikisahkan ayahnya juga turut serta, dari sang kapten bola nomor 10, suku penguasa angin, dan lainnya.
Hanya saja, Dam juga terlambat mempercayai kisah-kisah itu. Kebencian yang selama ini ia pendam kepada ayahnya membuat mereka jarang berkomunikasi, Dam lebih suka bekerja dan tidak peduli kepada ayahnya.
Dam, melupakan satu hal; bahwa seorang ayah akan melakukan apapun kepada anaknya, bahkan akan berbohong hanya untuk mendidik anaknya. Dan bahwasanya hanya karena sesuatu tidak bisa ia lihat dan raba, bukan berarti bahwa hal itu tak ada.
---------------------------------------
Rate Buku Ayahku Bukan Pembohong di GoodReads
Novel ini layak baca. Ia mendapati bintang 4,2 di Goodreads dengan penilai sebanyak 8.701.
Harga Buku Ayahku Bukan Pembohong
Harga buku Novel Ayahku Bukan Pembohong kisaran 80.000-an, namun anda bisa membelinya hanya dengan 76.000Rp disini; Harga Novel Ayahku Bukan Pembohong Termurah.
Terima Kasih;
Terima kasih telah berkunjung ke BukuBagus, terima kasih telah membaca! BukuBagus merupakan website rekomendasi buku, silahkan berlangganan atau tulis di kolom komentar tentang buku yang layak untuk dibaca semua orang. Ayo bantu orang lain menemukan buku yang membuat mereka jatuh cinta akan membaca!
Looking for another reviews? Check it on Review Novel
Posting Komentar
0 Komentar