Bahas Buku Bergumul Dengan GusMul karya Agus Mulyadi
Orang mengenal Agus Mulyadi sebagai konten kreator, beberapa mengenalnya sebagai Blogger, yang lain mengenalnya sebagai salah satu tokoh terkemuka di redaksi Mojok, dan sebagian lagi mengenalnya sebagai penulis yang jenaka namun inspiratif.
Tetapi siapa sebenarnya Agus Mulyadi? Bagaimana ia bisa menulis semenarik itu? dan apa yang menyebabkan
dirinya begitu terkenal sementara ia merupakan orang yang berasal dari kalangan
bawah?
Review Buku Bergumul Dengan GusMul
menjawab semua itu dengan rangkaian kisahnya yang jenaka, pilu, dan tentunya…
sarat makna.
Identitas Buku
Judul : Bergumul Dengan Gusmul
Penulis : Agus Mulyadi
Penerbit : Mediakita
Terbit : 2015
Hal : 208
Dibeli :
Dibaca: 06 April 2024
Bergumul Dengan GusMul karya Agus Mulyadi : Bagaimana Orang-Orang Jenaka Memandang Kehidupan
Dalam buku ini Agus Mulyadi menceritakan
part-part menarik dalam hidupnya, baik dalam persoalam kehidupan keluarganya
sampai kehidupan percintaannya.
Hal yang paling menarik dan menggugah
hati adalah catatan kehidupan keluarganya yang seperti kebanyakan masyarakat
Indonesia, miskin. Ia berasal dari keluarga yang tidak mampu dan kurang terdidik.
Ayahnya merupakan anak nakal saat sekolah sehingga harus pindah sekolah dua
kali, bahkan ia tidak bisa melanjutkan sekolah ke-SMA, ijazah ayahnya berakhir
di SMP.
Karena pendidikan yang tidak
mumpuni maka ayahnya menjadi pekerja serabutan, ia bahkan tidak dapat bekerja
di pabrik sebab tidak mungkin masuk ke industri hanya dengan bermodalkan ijazah
SMP. Akhirnya ayahnya menjadi pekerja serabutan dan melakukan apapun yang ia
bisa untuk bertahan hidup, salah satunya adalah dengan menjadi penjual kemoceng
dari rumah ke rumah.
Sama seperti masyarakat miskin
kebanyakan, mereka terjebak dalam putaran roda keuangan naik-turun yang tak
berujung. Senada dengan pendapat Robert Kiyosaki dalam buku Rich Dad Poor Dad,
orang miskin lebih susah untuk menjadi kaya karena faktor didikan dan
lingkungannya.
Ayahnya Gusmul sama, ia hampir
tidak bisa keluar, terlebih pada zamannya ayahnya suka bermain togel dan
menggantungkan harapan pengembalian uang pada secarik kertas. Sebuah periode
hidup dimana ayahnya menggantungkan harapan pada angka 212.
Akan tetapi ayahnya kendati
miskin dalam segi finansial, ia kaya dalam segi perasaan. Ayahnya memiliki jiwa
yang besar. Kendati tidak dapat dibuktikan, tetapi bisa jadi keridhaan ayahnya
yang membuat Agus Mulyadi sukses di kemudian hari, bahkan dipilih Puthut Ea
sebagai kepala redaktur Mojok, sebuah media online yang terkenal akan tulisannya
yang menohok.
Kemiskinan yang melanda,
kehidupan yang kadang tidak memihak tidak serta merta membuat ayahnya berhenti berjuang.
Bahkan pada tahun 2014 ketika SBY menjadi presiden dan membuat kebijakan untuk
menghapus pekerjaan hansip, ayah Gusmul terkena getahnya.
Namun bagaimanapun hantaman yang
datang silih berganti, kehidupan dan halangan senantiasa berlalu. Hal yang
membuat semua tersebut nampak terangkat terlihat dari bagaimana Gusmul dan
ayahnya bertindak dan memandang kehidupan, yaitu dengan humor.
Ayahnya merupakan manusia yang
jenaka, seperti perpaduan plegmatis-sanguinis yang nampak pasrah dalam segala
tetapi mampu melihat kelucuan-kelucuan yang terdapat dalam hidup. Bahkan dalam
beberapa aspek Gusmul dan ayahnya kerapkali bercanda dan saling balas dengan
hmor yang satir.
Bila dilihat dari bagaimana Agus
Mulyadi sekarang menjadi salah satu tokoh ternama di Mojok, maka tak ayal itu merupakan
turunan bakat ayahnya yang mendapatkan polesan hidup dan tentunya orang-orang
hebat, termasuk Puthut Ea.
Ayahnya memiliki jasa yang tidak
ternilai sebab dalam buku Bergumul Dengan Gusmul kemampuan jenaka sang ayah
nampak terlihat dari pemilihan diksi Gusmul yang juga kocak dan mengocok perut.
Melalui bukunya, Agus Mulyadi
memberikan sebuah pandangan yang unik bagaimana orang miskin yang jenaka seperti
mereka memandang hidup. Melihat bahwa pada tiap-tiap tragedi dan ironi masih
terdapat tawa yang tersimpan, sebuah tawa yang hanya bisa ditemukan oleh mereka
yang memiliki hati yang bersih dan murni.
Posting Komentar
0 Komentar